Selasa, 05 Februari 2013

Bagaimana Cara Menghadapi Masalah Yang Membuat Kita Kehilangan Motivasi?



Cara Menghadapi Masalah Yang Meruntuhkan Semangat













Cara Menghadapi Masalah Yang Meruntuhkan Semangat
Kadang, kita dihadapkan terhadap sebuah masalah yang membuat kita kehilangan motivasi atau semangat. Yang lebih parah adalah saat kita menjadi pesimis dan menyerah. Yang ada tinggal keluhan, umpatan, dan hujatan yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah, malah memperburuknya.
Hal ini bisa terjadi baik pada diri sendiri maupun pada situasi yang lebih besar. Negara kita pun banyak masalah, mulai dari korupsi, kejahatan, masalah moral, kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, ketidak merataan, dan sebagainya. Banyak rakyat yang sudah mulai pesimis, mereka apatis, dan tidak lagi peduli untuk memperbaiki bangsa.
Begitu juga untuk masalah pribadi, masalah keluarga, dan masalah perusahaan. Jika kita salah menyikapinya, bisa jadi kita akan kehilangan semangat dan menyerah.
Untuk itulah kita perlu memahami bagaimana cara menghadapi masalah yang benar. Kita tidak akan membahas masalah satu persatu, sebab ruang tidak akan cukup karena masalah setiap orang akan berbeda. Dan perlu kita pahami adalah bukan masalah apa yang menimpa kita, yang terpenting adalah bagaimana cara menghadapi masalah itu dengan benar.

Cara Menghadapi Masalah Yang Pertama adalah Optimis

Sekecil apa pun masalah, saat kita sudah kehilangan optimisme atau menjadi pesimis akan menjadikan diri kita menyerah. Kita harus pancangkan dalam diri kita, bahwa harapan itu masih ada dan kita tidak boleh menyerah. Saya sudah berkali-kali membuat artikel tentang hal ini, diantaranya:
Memiliki optimis adalah langkah pertama untuk membuka peluang menghadapi masalah Anda. Jika harapan sudah terkubur, maka Anda tidak akan pernah bisa menghadapi masalah. Pesimisme merusak semuanya, oleh karena itu jangan pesimis. Optimislah Anda akan mampu menghadapi masalah, Harapan itu masih ada.
Silahkan baca artikel ini jika Anda merasa pesimis.
Yakinlah bahwa solusi itu ada, Anda hanya belum menemukannya.

Jangan Lebay: Membesar-besarkan Masalah

Masalah terbesar dari sebuah masalah sebenarnya bagaimana Anda menyikapinya, bukan pada masalahnya. Suka ada orang yang bertanya atau konsultasi bagaimana cara menghadapi masalahnya. Namun apa pun nasihatnya dia selalu membantah bahwa masalahnya itu terlalu besar jika dibandingkan dengan nasihat yang diberikan. Lebay akan menutup semua cara menghadapi masalah.
Khawatirnya, jika bersikap seperti itu, dia hanya mencari pembenaran akan ketidakmampuan dia. Dia menyerah dan mencari “maklum”, bukan mencari solusi. Kemungkinan kedua, dia tidak ingin menyelesaikan masalahnya, tapi dia ingin diselesaikan oleh orang lain. Ini cara menyikapi yang salah.
Sikap lebay kedua adalah, seringkali kita menyerah hanya karena sebagian dari satu sistem bermasalah. Ibaratnya karena ada kotoran disebuah rumah, mereka lebih memilih meninggalkan rumah itu. Padahal, hanya dengan membersihkan kotoran itu, rumah bisa ditempati kembali.
Contoh nyata dalam bisnis, jika ada satu masalah dalam bagian bisnis itu, maka perbaikilah atau carilah solusinya. Tidak usah meninggalkan bisnis itu, menyerah, dan tidak semangat lagi. Kita bisa membuang peluang yang lebih besar hanya karena ada masalah dalam bisnis itu.
Dalam kehidupan lebih umum juga sama, seringkali kita sudah punya paradigma negatif terhadap pemerintah, parlemen, atau partai karena ada oknum-oknum yang korup. Akhirnya banyak masyarakat yang skeptis, menganggap semua sama, semua bejat, semua korup, atau semua tanpa harapan. Betulkah semua? Ini lebay namanya.
Begitu juga dalam kehidupan keluarga. Pasti, pasangan kita akan memiliki kekurangan dan menjadi masalah bagi kita. Namun haruskah karena masalah itu kehidupan rumah tangga menjadi tidak baik, bertengkar terus, bahkan sampai cerai? Istri saya itu banyak kekurangan (namanya juga manusia), tapi kebaikannya jauh lebih banyak. Sungguh lebay, jika kita hanya mempermasalahkan kekurangannya, padahal kebaikannya sangat banyak.
Jadi, cara menghadapi masalah itu: berpikirlah lebih proporsional, apa masalahnya, dan perbaikilah atau atasi. Silahkan baca artikel saya tentang jangan bersikap lebay: Laa Tusrifuu, Jangan Lebay!

Gunakan Pikiran Anda

Langkah ketiga cara menghadapi masalah adalah gunakan pikiran Anda. Semua juga tau! Nanti dulu, pada kenyataanya banyak orang yang lebih memilih emosi dibandingkan dengan pikiran. Jika kita menggunakan emosi, kita tidak bisa berpikir dengan jernih, sehingga tidak bisa menemukan solusi atas masalah kita. Emosi seringkali hanya menuntun kita ke solusi instan, yang penting cepat selesai.
Sering kali, masalah itu membutuhkan waktu untuk diselesaikan, bahkan bisa bertahun-tahun. Ini akan menjadi tantangan emosional yang mengarahkan kita untuk mencaro solusi instan karena ketidak sabaran dan kemalasan kita. Padahal, jika kita berpikir jernih, masalah tersebut memang membutuhkan waktu.
Saya sudah menulis artikel bagaimana Teknik Berpikir Jernih silah dibaca.
Yang kedua, menggunakan pikiran artinya berpikirlah dengan kreatif. Temukan ide-ide yang mungkin Anda menjadi solusi. Seringkali orang bingung, seolah tidak ada solusi, padahal dia sendiri yang kurang kreatif menemukan solusi. Dia hanya punya satu atau dua solusi, saat solusi tersebut tidak berhasil, mereka merasa buntu.
Benarkan solusi itu hanya itu? Disinilah pentingnya memiliki keterampilan berpikir kreatif, agar Anda siap menghadapi masalah. Berpikir kreatif adalah cara menghadapi masalah terbaik. Sayangnya masih banyak yang merasa kreativitas itu tidak perlu. Silahkan miliki panduannya agar Anda bisa berpikir kreatif disini.

Mintalah Pertolongan Allah

Tidak ada yang bisa menghambat kita, jika Allah sudah mengijinkan. Tidak ada masalah yang tidak bisa dihilangkan jika Allah berkehendak. Jadi, mintalah pertolongan Allah. Ini bukan pelengkap, tetapi justru hal yang utama yang harus kita lakukan. Sesungguhnya Kekuatan Itu Dari Allah tidak ada yang bisa menghalangi atau menghentikan jika Allah sudah berkehendak.
Bagaimana cara mendapatkan pertolongan Allah? Banyak sekali, diantaranya shabar dan shalat, sebagaimana dijelaskan dalam ayat Al Qur’an Al Karim
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al Baqarah:45-46)
Inilah cara menghadapi masalah, insya Allah Anda akan sanggup menghadapinya.

Membuka Mental Block – Tidak Sreg


Membuka mental block sangat diperlukan jika Anda masih sulit bertindak. Mungkin Anda sudah bertindak, tetapi Anda masih tetap tidak berubah, tidak ada pencapaian hebat, bisnis dan karir Anda mandeg tidak ada kemajuan.
Kebanyakan orang akan mencari “cara” untuk maju. Dia akan mencari rumus jitu yang akan menjadikan dia maju. Namun apa yang terjadi? Sudah buku, ebook, video, dan pelatihan diikuti, namun tetap tidak ada kemajuan. Itu karena ada mental block dalam diri Anda. Anda harus membukanya jika ingin maju.
Mental Block adalah kondisi mental yang menghalangi atau membatasi Anda untuk bergerak. Yang namanya kondisi, artinya bisa diubah. Anda bisa mengubah kondisi mental Anda menjadi kondusif untuk bergerak.
Ada banyak mental block, untuk kali ini saya akan membahas tentang membuka mental block, yaitu “tidak sreg”. Saya namakan itu, karena salah satu tanda orang masih terkunci mentalnya sering mengatakan “tidak sreg”. In syaa Allah nanti kita bahas mental block yang lainnya.

Tidak Sreg? Ya Sudahlah …

Saat Anda menyarankan sesuatu kepada seseorang, kemudian dia mengatakan “tidak sreg”, Anda mau apa lagi? Tidak sreg menjadi sebuah alat untuk menolak ide, gagasan, dan inspirasi apapun. Dan setelah mengatakan tidak sreg, tidak ada lagi argumen yang bisa diajukan. Artinya menolak, titik!
Coba kalau ditanya, kenapa tidak sreg. Sering kali jawabannya:
“Ya nggak tau, pokoknya tidak sreg aja.”
Artinya seseorang yang mengatakan tidak sreg seringkali menutup diri untuk saran tersebut. Bisa juga diartikan “saya tidak mau, titik!”.

Tidak Sreg Itu Wajar Jika …

Memang, tidak sreg itu bisa wajar, jika terjadi sesekali. Kewajaran tidak sreg karena kita memang memiki ketertarikan masing-masing. Ada yang kita suka, ada juga yang tidak suka.
Namun justru karena inilah, banyak orang yang menjadikan alasan untuk menolak ide. Saat disarankan lebih kuat, mereka akan menjawab, “kalau tidak sreg mau bagaimana lagi?” Intinya mereka akan menutup diri.
Jika hanya beberapa aspek atau bidang Anda tidak suka, itu wajar. Namun jika terus menerus tidak sreg sehingga hidup Anda dikendalikan oleh perasaan tidak sreg, maka itu adalah sebuah mental block yang harus Anda buka.

Dibalik Mental Block “Tidak Sreg”

Cara membuka mental block ini, Anda harus memahami apa penyebabnya. Anda sendiri yang sebenarnya mengetahui penyebab sejati dari penolakan Anda. Setidaknya ada 4 kemungkinan dibalik kata “tidak sreg” yang bisa dijadikan bahan evaluasi dan Anda sendiri yang mengetahui jawabannya.

Tidak sreg karena hawa nafsu.

Tidak sreg yang disebabkan oleh hawa nafsu saat Anda menolak sebuah kebenaran, kebaikan, atau kewajiban namun tidak sesuai dengan keinginan Anda (hawa nafsu). Seharusnya Anda mengambil tindakan, namun karena bertolak belakang dengan hawa nafsu anda, Anda mengatakan “tidak sreg”. Padahal, jika dilihat dari segi agama, tindakan itu adalah kewajiban dan sangat penting untuk dakwah.
Ini yang paling bahaya. Anda memperturutkan hawa nafsu. Solusinya Anda harus mau berjihad melawan hawa nafsu.

Tidak sreg karena tidak mau keluar dari zona nyaman.

Kadang, ada tindakan atau pilihan yang mengharuskan kita keluar dari zona nyaman, padahal itu baik untuk kita. Misalnya, Anda berbisnis namun tidak ada kemajuan berarti.
Seseorang memberikan nasihat kepada Anda untuk melakukan perubahan, sayangnya harus keluar zona nyaman Anda. Anda dengan mudah berkata, “saya tidak sreg dengan cara itu” atau “saya tidak sreg dengan bisnis itu.”
Dia lebih memilih tetap berada di zona nyaman, padahal zona nyaman itu hanyalah sebuah ilusi seperti dijelaskan dalam ebook gratis saya. Silahkan baca ebook saya tersebut agar Anda mau keluar zona nyaman.

Tidak sreg karena kurang pengetahuan tentangnya.

Kadang kita juga merasa tidak sreg karena kita belum mengetahuinya dengan benar. Dan dunia informasi saat ini, orang dengan mudah berkomentar. Hal baik pun sering mendapat komentar negatif. Komentar negatif tersebut itu bisa membuat kita tidak sreg.
Pertanyaannya apakah komentar negatif itu benar adanya? Belum tentu, tetapi Anda sudah terpengaruh dan menjadi tidak sreg. Jika ini terjadi, manfaatkan tekonologi informasi ini untuk mencari lebih jauh. Jika komentar orang dijadikan panduan, percayalah tidak akan menemukan satu hal pun tanpa komentar negatif.
Jangan membuang peluang atau mempertaruhkan masa depan Anda dengan informasi sepintas. Perluaslah wawasan Anda, galilah lebih dalam.

Tidak Sreg Karena Malas

Saat mengetahui sebuah tindakan itu berat, akan capek, dan harus kerja keras, maka orang malas akan langsung menolaknya, dan salah satu cara untuk menolak itu dengan mengatakan tidak sreg.
Jika malas menjadi penyebab, Anda harus mengatasi rasa malas tersebut.

Kesimpulan

Jangan sampai hidup Anda dikuasai oleh “tidak sreg”. Anda tidak akan pernah berkembang, sebab apa pun nasihatnya jawabannya “tidak sreg”. Mulai sekarang, saat dalam hati mengatakan tidak sreg, cobalah evaluasi apakah benar tidak sreg atau karena 4 penyebab diatas. Yang Anda perlukan adalah kejujuran dalam mengevaluasi diri, apakah Anda memperturutkan hawa nafsu, betah di zona nyaman, kurang pengetahuan, atau malas.
Apakah Anda siap membuka mental block Anda?

Membuka Mental Block – Tidak Sreg

Mengapa Harus Membuka Mental Block?

Membuka Mental Block   Tidak Sreg
Membuka mental block sangat diperlukan jika Anda masih sulit bertindak. Mungkin Anda sudah bertindak, tetapi Anda masih tetap tidak berubah, tidak ada pencapaian hebat, bisnis dan karir Anda mandeg tidak ada kemajuan.
Kebanyakan orang akan mencari “cara” untuk maju. Dia akan mencari rumus jitu yang akan menjadikan dia maju. Namun apa yang terjadi? Sudah buku, ebook, video, dan pelatihan diikuti, namun tetap tidak ada kemajuan. Itu karena ada mental block dalam diri Anda. Anda harus membukanya jika ingin maju.
Mental Block adalah kondisi mental yang menghalangi atau membatasi Anda untuk bergerak. Yang namanya kondisi, artinya bisa diubah. Anda bisa mengubah kondisi mental Anda menjadi kondusif untuk bergerak.
Ada banyak mental block, untuk kali ini saya akan membahas tentang membuka mental block, yaitu “tidak sreg”. Saya namakan itu, karena salah satu tanda orang masih terkunci mentalnya sering mengatakan “tidak sreg”. In syaa Allah nanti kita bahas mental block yang lainnya.

Tidak Sreg? Ya Sudahlah …

Saat Anda menyarankan sesuatu kepada seseorang, kemudian dia mengatakan “tidak sreg”, Anda mau apa lagi? Tidak sreg menjadi sebuah alat untuk menolak ide, gagasan, dan inspirasi apapun. Dan setelah mengatakan tidak sreg, tidak ada lagi argumen yang bisa diajukan. Artinya menolak, titik!
Coba kalau ditanya, kenapa tidak sreg. Sering kali jawabannya:
“Ya nggak tau, pokoknya tidak sreg aja.”
Artinya seseorang yang mengatakan tidak sreg seringkali menutup diri untuk saran tersebut. Bisa juga diartikan “saya tidak mau, titik!”.

Tidak Sreg Itu Wajar Jika …

Memang, tidak sreg itu bisa wajar, jika terjadi sesekali. Kewajaran tidak sreg karena kita memang memiki ketertarikan masing-masing. Ada yang kita suka, ada juga yang tidak suka.
Namun justru karena inilah, banyak orang yang menjadikan alasan untuk menolak ide. Saat disarankan lebih kuat, mereka akan menjawab, “kalau tidak sreg mau bagaimana lagi?” Intinya mereka akan menutup diri.
Jika hanya beberapa aspek atau bidang Anda tidak suka, itu wajar. Namun jika terus menerus tidak sreg sehingga hidup Anda dikendalikan oleh perasaan tidak sreg, maka itu adalah sebuah mental block yang harus Anda buka.

Dibalik Mental Block “Tidak Sreg”

Cara membuka mental block ini, Anda harus memahami apa penyebabnya. Anda sendiri yang sebenarnya mengetahui penyebab sejati dari penolakan Anda. Setidaknya ada 4 kemungkinan dibalik kata “tidak sreg” yang bisa dijadikan bahan evaluasi dan Anda sendiri yang mengetahui jawabannya.

Tidak sreg karena hawa nafsu.

Tidak sreg yang disebabkan oleh hawa nafsu saat Anda menolak sebuah kebenaran, kebaikan, atau kewajiban namun tidak sesuai dengan keinginan Anda (hawa nafsu). Seharusnya Anda mengambil tindakan, namun karena bertolak belakang dengan hawa nafsu anda, Anda mengatakan “tidak sreg”. Padahal, jika dilihat dari segi agama, tindakan itu adalah kewajiban dan sangat penting untuk dakwah.
Ini yang paling bahaya. Anda memperturutkan hawa nafsu. Solusinya Anda harus mau berjihad melawan hawa nafsu.

Tidak sreg karena tidak mau keluar dari zona nyaman.

Kadang, ada tindakan atau pilihan yang mengharuskan kita keluar dari zona nyaman, padahal itu baik untuk kita. Misalnya, Anda berbisnis namun tidak ada kemajuan berarti.
Seseorang memberikan nasihat kepada Anda untuk melakukan perubahan, sayangnya harus keluar zona nyaman Anda. Anda dengan mudah berkata, “saya tidak sreg dengan cara itu” atau “saya tidak sreg dengan bisnis itu.”
Dia lebih memilih tetap berada di zona nyaman, padahal zona nyaman itu hanyalah sebuah ilusi seperti dijelaskan dalam ebook gratis saya. Silahkan baca ebook saya tersebut agar Anda mau keluar zona nyaman.

Tidak sreg karena kurang pengetahuan tentangnya.

Kadang kita juga merasa tidak sreg karena kita belum mengetahuinya dengan benar. Dan dunia informasi saat ini, orang dengan mudah berkomentar. Hal baik pun sering mendapat komentar negatif. Komentar negatif tersebut itu bisa membuat kita tidak sreg.
Pertanyaannya apakah komentar negatif itu benar adanya? Belum tentu, tetapi Anda sudah terpengaruh dan menjadi tidak sreg. Jika ini terjadi, manfaatkan tekonologi informasi ini untuk mencari lebih jauh. Jika komentar orang dijadikan panduan, percayalah tidak akan menemukan satu hal pun tanpa komentar negatif.
Jangan membuang peluang atau mempertaruhkan masa depan Anda dengan informasi sepintas. Perluaslah wawasan Anda, galilah lebih dalam.

Tidak Sreg Karena Malas

Saat mengetahui sebuah tindakan itu berat, akan capek, dan harus kerja keras, maka orang malas akan langsung menolaknya, dan salah satu cara untuk menolak itu dengan mengatakan tidak sreg.
Jika malas menjadi penyebab, Anda harus mengatasi rasa malas tersebut.

Kesimpulan

Jangan sampai hidup Anda dikuasai oleh “tidak sreg”. Anda tidak akan pernah berkembang, sebab apa pun nasihatnya jawabannya “tidak sreg”. Mulai sekarang, saat dalam hati mengatakan tidak sreg, cobalah evaluasi apakah benar tidak sreg atau karena 4 penyebab diatas. Yang Anda perlukan adalah kejujuran dalam mengevaluasi diri, apakah Anda memperturutkan hawa nafsu, betah di zona nyaman, kurang pengetahuan, atau malas.
Apakah Anda siap membuka mental block Anda?

7 kalimat yang menghambat kemajuan diri




7 Kalimat Yang Menghambat Kemajuan Diri

Saya Tidak Bisa

Penghambat utama dan paling sering terdengar adalah kalimat “Saya tidak bisa”. Sungguh aneh sebenarnya mengatakan kalimat ini. Memang dulu waktu masih kecil, apakah Anda bisa baca seperti saat ini membaca artikel ini? Tidak bukan? Tapi sekarang Anda bisa membaca. Artinya yang sekarang Anda tidak bisa, nanti akan bisa jika Anda mau belajar.
Tidak ada bayi lahir sebagai pebisnis hebat. Misalnya ada berita:
“Telah lahir seorang pebisnis hebat”
“Telah lahir seorang penjual ulung”
“Telah lahir seorang pembicara hebat”
Tidak ada saudara! Yang lahir itu dimana-mana juga seorang bayi, anak laki-laki atau perempuan. Bagaimana pun hebatnya seorang Ibnu Sina, Muhammad Al Fatih, dan siapa pun itu, tetap saja saat lahir tidak bisa apa-apa kecuali yang bisa dilakukan bayi pada umumnya.
Saat Anda mengatakan tidak bisa, percayalah semua orang juga pernah tidak bisa. Saya bisa menulis sekarang, karena sejak dulu saya berlatih menulis. Tapi waktu bayi saya tidak bisa menulis. Anda tidak bisa, karena memang belum berlajar dan berlatih. Jadi intinya Anda mau atau tidak? Itu saja!

Saya Lakukan Besok

Jika Bisa Sekarang, Kenapa Besok?

“Memang benar koq, saya tidak bisa melakukannya sekarang. Hari ini saya sibuk, jadi saya lakukan besok.”
OK, tidak masalah, jika memang benar-benar Anda sibuk hari ini sehingga tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Namun yang akan menjadi penghambat adalah saat Anda sebenarnya bisa melakukan sekarang, kemudian Anda mengatakan akan melakukan besok. Siapa yang menjamin Anda bisa melakukan besok?
Bisa jadi besok pun Anda akan mengatakan “Saya akan lakukan besok”.
Lusa, Anda akan mengatakan yang sama. Dan seterusnya, sampai Anda tidak melakukan sama sekali.
Serius, jika Anda mau maju, Anda harus melakukan apa yang harus Anda lakukan itu sekarang. Saya tegaskan, SEKARANG! Ups, maaf teriak. Kenapa? Saking pentingnya melakukan sekarang. Jika Anda melakukan sekarang apa yang seharusnya Anda lakukan, Anda akan menciptakan momentum dan sangat berharga untuk keberhasilan Anda.

Jika Itu Benar-benar Penting, Kenapa Nunggu Besok?

Jika ada sebuah tindakan sangat penting yang akan mengubah hidup Anda menjadi lebih baik. Maka lakukan sekarang, jangan ditunda-tunda.
“Tapi bener koq, saya tidak bisa melakukannya sekarang. Saya banyak kesibukan yang lain.”
Itu artinya, Anda menganggp pekerjaan ini tidak penting sehingga harus dilakukan besok. Itu adalah keputusan Anda. Serius, Anda menganggap tidak penting. Yang sedang saya bicarakan adalah tindakan yang benar-benar penting untuk kemajuan Anda, harus dilakukan sekarang. Jika menurut Anda bisa dilakukan besok, artinya itu tidak penting. Itu saja!

Saya Belum Nyaman

Serius, saya kasih tahu rahasianya, bahwa orang-orang yang sukses adalah mereka mau melakukan sesuatu yang tidak nyaman. Jika tidak, mereka akan terus berada di zona nyaman. Saat anda mengatakan belum nyaman, tidak sreg, belum terbuka hati, dan kata-kata sejenisnya, artinya Anda masih betah di zona nyaman.
Serius, ini pengalaman pribadi saya. Saat saya hanya betah melakukan pekerjaan yang bisa dan biasa saja, saya tidak mengalami kemajuan yang berarti. Sekali saya mengubah, bahkan tidak nyaman sama sekali, maka kemajuan saya dapatkan. Begitu juga dengan Anda, cobalah berpikir untuk melakukan hal baru, selama itu untuk kemajuan Anda, meski pun itu tidak nyaman.
Sesuatu yang baru atau pertama kali dilakukan adalah tidak nyaman. Pada awalnya, berbicara di depan umum itu tidak nyaman. Gemetaran dan dag dig dug. Namun saya harus melakukan untuk kemajuan saya. Saya paksakan meski pun tidak nyaman.
Saya ingat saat berlatih public speaking. Saya masuk ke sebuah bus damri yang penuh, berisi mahasiswa, mahasiswi, dan penumpang lainnya, kemudian saya memberikan ceramah motivasi. Rasanya sangat tidak nyaman. Tapi setelah itu, berbicara di depan umum menjadi hal yang bisa dan nyaman-nyaman saja.
Rasa tidak nyaman hanya ada di awal, selanjutnya akan biasa. Menjual juga sama, sangat tidak nyaman. Namun jika sudah biasa, menjadi nyaman-nyaman saja.
Jadi jangan menunggu nyaman, Anda akan nyaman jika MAU melalui ketidaknyaman itu.

Saya Masih Bingung

Ini juga yang sering saya dengar dan baca: “Pak, sebenarnya saya mau bisnis … tapi masih bingung apa yang harus saya lakukan.”
Saya juga sama, saat saya memasuki dunia yang baru, bisnis yang baru, termasuk pekerjaan yang baru, pada awalnya saya bingung. Begitu juga saat bekerja, pada awalnya bingung. Saat Anda datang ke kantor pertama kali, kita tidak tahu apa yang akan dilakukan nanti di kantor. Kemudian atasan atau penyelia kita akan membimbing kita, dan kita akhirnya mengetahui apa yang akan kita ketahui.
Bagaimana dengan bisnis? Sama saja. Mungkin akan bingung di awal, namun mulailah berjalan, Anda pun akan menemukan jalan. Ilustrasi yang bagus adalah lampu mobil yang hanya bisa menerangi jalan beberapa meter saja, namun setelah berjalan bisa menerangi seluruh jalan, sampai ratusan kilometer sekali pun.
Silahkan baca pada artikel Anda Akan Menemukan Jalan Sukses

Saya Takut Kecewa

Jika Anda takut kecewa kemudian Anda tidak melakukan apa-apa, sebenarnya Anda sedang menanti kekecewaan yang lebih besar lagi dimasa mendatang. Saat Anda bertindak, mungkin berhasil, mungkin juga tidak. Namun jika Anda tidak bertindak, Anda pasti gagal. Saat Anda tidak bertindak, sebenarnya Anda SUDAH gagal. Lalu kenapa tidak kecewa? Karena Anda tidak menyikapinya sebagai kegagalan. Padahal, jelas-jelas kegagalan.
Artinya, kecewa atau tidak kecewa itu bukan karena gagal atau tidak gagal, tetapi bagaimana Anda menyikapinya. Padahal, jika kita kaji lebih jauh, justru kegagalan sebenarnya saat Anda menyerah, tidak bertindak. Saat Anda mencoba, Anda sebenarnya tidak akan pernah gagal. Silahkan baca pembahasannya di artikel Adakah Gagal Itu?

Sudah Terlambat

Tidak ada kata terlambat. Allah saja masih memberikan umur kepada kita. Allah masih memberikan kesempatan kepada kita. Kenapa kita berani-beraninya mengatakan sudah terlambat? Terlambat itu saat ajal menjemput namun kita belum bertaubat.
Untuk bisnis, untuk karir, dan untuk pengembangan diri, tidak ada kata terlambat. Jika kita mengatakan sudah terlambat, karena kita berpikir sempit. Bukalah mata, harapan itu masih ada sebagaimana saya bahas pada artikel Bukalah Mata, Hati, dan Pikiran Anda – Harapan Itu Masih Ada.

Saya Sudah Melakukan Yang Terbaik

Kata siapa sudah terbaik? Kata Anda sendiri?
Belum, kalau Anda mau belajar lagi metode-metode yang lebih baik. Kalau Anda mau berlatih sehingga keterampilan Anda meningkat. Maka Anda bisa melakukan yang lebih baik lagi.
Anda harus memberikan peluang pada diri Anda, bahwa Anda masih bisa melakukan yang lebih baik. Tahukah Anda, para juara dunia itu, apa pun bidangnya, mereka selalu berlatih untuk meningkatkan kemampuan? Sungguh aneh, juara dunia saja bukan tetapi mengatakan sudah melakukan yang terbaik.
Anda bisa mencapai penghasilan revolusioner jika Anda mau membuka diri, yaitu membuang anggapan bahwa Anda sudah melakukan yang terbaik. Silahkan baca selengkapnya pada ebook Revolusi Waktu.

Kesimpulan: Buang semua kalimat yang menghambat kemajuan diri Anda, sekarang!

Kamis, 17 Januari 2013

Ayo Bersikap Positif, Are You Ready ?

Menuju Sikap Positif

Langkah pertama adalah evaluasi sikap Anda saat ini. Sekali lagi kejujuran Anda pada saat evaluasi akan sangat menentukan. Evaluasi ini seperti diagnosa bagi seorang dokter, jika diagnosa salah bisa menyebabkan salah menanganinya baik dalam melakukan operasi atau pemberian obat. Jika salah, bukan hanya tidak akan sembuh, malah bisa saja memperburuk keadaaan. Salah satu trik untuk mengetahui lebih pasti tentang sikap Anda, tidak ada salahnya jika meminta bantuan orang lain.
Langkah kedua adalah Anda harus membina keyakinan Anda, bahwa sikap itu bisa berubah. Lihatlah perubahan sikap para sahabat Rasulullah SAW sebelum dan sesudah masuk Islam. Sikap beliau-beliau bisa berubah dengan drastis. Ini menunjukan bahwa sikap itu bisa berubah. Anda harus meyakininya, jika tidak, sikap Anda tidak akan bisa berubah.
Untuk mengubah sikap, ternyata tergantung pada diri Anda sendiri. Apakah Anda menyadari bahwa mata Anda yang bermasalah dan apa masalahnya? Setelah itu keyakinan Anda bahwa kacamata bisa mengatasi masalah mata Anda. Hal ini sama dengan masalah sikap Anda. Memiliki sikap positif tinggal menunggu waktu.
Untuk memperbaiki sikap berarti kita harus memperbaiki pikiran kita. Cara berpikir seseorang sangat tergantung pada apa yang diyakini. Keyakinan yang ada pada kepala sangat tergantung pada berbagai pengalaman dan informsai yang meyakinkan.
Kabar buruknya, banyak orang yang tidak pernah memperhatikan hal ini. Kita menerima informasi dan banyak sekali langsung meyakininya tanpa pernah mempertanyakannya. Pengalaman kita pun membentuk keyakinan, namun sering kali pengalaman kegagalan sementara menjadi sebuah keyakinan, bahwa kita akan gagal terus.
Belum lagi, kata-kata yang kita dengar dari orang-orang yang memiliki sikap negatif akan memperparah pikiran kita. Orang yang memiliki sikap negatif jauh lebih banyak ketimbang orang yang memiliki sikap positif (faktanya orang sukses jauh lebih banyak ketimbang orang biasa-biasa saja). Karena informasi negatif tersebut banyak dikatakan orang, maka informasi tersebut dianggap sesuatu yang benar sehingga kita meyakininya.
Jadi langkah selanjutnya untuk menuju sikap yang positif, setelah evaluasi dan memiliki kemauan adalah menggoyah keyakinan kita yang ada selama ini. Kecuali keyakinan agama yang tidak perlu digoyah. Sebagai contoh keyakinan yang perlu digoyah diantaranya:
  • Saya tidak berbakat bisnis.
  • Saya tidaK mungkin membeli rumah senilai 1 milyar rupiah.
  • Saya tidak mungkin berangkat haji.
Cara menggoyah keyakinan ialah dengan cara mempertanyakannya. Apakah betul seperti itu? Bagaimana dengan orang lain? Anda harus berusaha mendapatkan banyak rujukan untuk menggoyah keyakinan-keyakinan Anda selama ini. Referensi bisa datang dari para ahli atau fakta.
Setelah keyakinan negatif Anda tergoyahkan, langkah selanjutnya ialah mengisi dengan berbagai keyakinan positif. Bergaullah dengan orang-orang positif. Baca buku tentang pengembangan diri, motivasi, sukses, dan biografi orang-orang sukses. Anda akan mendapatkan banyak masukan untuk keyakinan baru Anda yang lebih positif. Namun, Anda harus tetap kritis terhadap keyakinan baru Anda terutama dari segi agama, karena saya sering menemukan keyakinan-keyakinan orang sukses yang bertentangan dengan agama.

Memasukkan keyakinan positif ke dalam pikiran bawah sadar Anda.

Banyak orang yang sudah tahu berbagai keyakinan positif, namun sikapnya tetap saja negatif. Salah satu penyebabnya ialah karena keyakinannya tersebut belum meresap pada pikirannya. Para ahli pikiran mengatakan bahwa keyakinan tersebut belum masuk ke dalam pikiran bawah sadarnya. Hanya keyakinan yang sudah masuk ke dalam pikiran bawah sadar saja yang bisa membentuk sikap positif.
Bagaimana caranya? Napoleon Hill, penulis buku Think and Grow Rich mengatakan “pengulangan pengukuhan perintah kepada pikiran bawah sadar adalah satu-satunya metode yang diketahui tentang perkembangan sukarela dari emosi keyakinan”. “Pengulangan pengukuhan perintah” ini dalam istilah lain disebut dengan sugesti pribadi atau ada juga yang menyebutkan afirmasi.
Pentingnya sebuah afirmasi sudah banyak diketahui oleh berbagai ahli pengembangan diri. Robert G. Allen dalam bukunya One Minute Millioner menyertakan afirmasi sebagai salah satu langkah menuju milyuner. Maxwell Maltz, seorang ahli psikologi juga sangat menganjurkan teknik afirmasi dalam membentuk citra diri. Oleh karena itu, saya sendiri saat mengadakan seminar atau pelatihan selalu menyertakan afirmasi sebagai upaya agar sikap peserta segera terbentuk.
Lalu seperti apa afirmasi itu? Sangat sederhana, Anda cukup menyatakan kalimat-kalimat keyakinan positif Anda. Setelah itu bacalah berulang-ulang. Semakin sering Anda membacanya akan semakin meresap kalimat-kalimat tersebut kedalam pikiran bawah sadar Anda. Berikut adalah beberapa contoh kalimat afirmasi yang saya ambil dari materi seminar menjadi lebih berani.
  • Saya yakin keberanian akan membawa dampak positif bagi saya.
  • Saya berani, sehingga potensi saya tergali.
  • Saya berani, sehingga peluang sukses saya lebih besar.
  • Saya selalu berfikir positif.
  • Saya berbaik sangka kepada Allah SWT.
  • Saya berbaik sangka kepada orang lain tanpa mengurangi kewaspadaan.
  • Saya yakin apa yang saya usahakan akan berhasil, kecuali Allah SWT tidak mengizinkan.

Selasa, 15 Januari 2013

The Power of Forgiveness: Mengurangi Beban Hidup

Maukah Anda Mengurangi Beban Hidup?


Tentu saja mau mengurangi beban hidup. Siapa yang mau hidup dengan menanggung beban yang berat? Salah satu cara untuk mengurangi beban hidup adalah dengan memaafkan. Maafkanlah, beban hidup Anda akan berkurang, dan akan akan lebih ringan dalam melangkah. Baik memaafkan diri sendiri, maupun memaafkan orang lain.
Pada kali ini, saya ingin membahas tentang memaafkan orang lain. Mungkin kita pernah disakiti, pernah dicampakan, pernah di PHK, pernah di tolak, dan sebagainya. Kemudian kita menderita dan menyalahkan orang tersebut akan penderitaan kita, yang akhirnya kita ingin balas dendam, setidaknya ingin menunjukan kalau kita lebih baik.
Namun entah kenapa, selalu saja orang beralasan untuk tidak memaafkan. Mereka selalu teriak, susah untuk memaafkan. Mereka mengatakan, memaafkan itu bisa, tetapi melupakan orang yang sudah menyakit itu tidak mungkin. Intinya mereka tetap menyimpan beban dalam diri mereka, dan tidak mau melepaskannya.
Mereka lebih memilih “kepuasan” untuk membalas, daripada kedamaian dan beban hidup yang lebih ringan. Padahal, memaafkan adalah perbuatan mulia, Allah sangat menyukai hamba-Nya yang memaafkan, namun banyak orang yang lebih menyukai dendam dalam diri.
“Kepuasan” itu datang dari hawa nafsu, tidak akan pernah membawa kepada kebaikan. Namun, jika kita mau memaafkan, beban kita berkurang dan kita akan lebih nyaman dalam bergerak. Tanpa rasa sakit, kita bisa lebih cepat, dan berenergi dalam meraih cita-cita.

Perasaan Dendam Menguras Energi

Dendam adalah emosi negatif. Setiap emosi negatif akan menguras energi kita. Energi kita akan habis tanpa gerak karena dihabiskan untuk memanaskan hati, dihabiskan untuk menahan perasaan marah.
Bukankah dendam bisa menjadi motivasi? Ya, sebagian orang ada yang menjadikan dendam sebagai motivasi. Namun, masih ada motivasi lain yang bisa kita gunakan jika kita ingin maju. Banyak orang yang sukses tanpa dendam. Mereka tetap memiliki motivasi yang tinggi meski mereka tidak dendam.
Daripada kita menghabiskan energi untuk dendam atau memendam perasaan dendam, lebih baik manfaatkan energi kita untuk bertindak. Manfaatkan energi kita untuk belajar.
Masih ada motivasi yang lain, tidak harus dari dendam. Anda bisa memiliki motivasi untuk kontribusi. Anda masih bisa memiliki motivasi demi kebahagiaan orang yang Anda cintai. Anda bisa meraih sukses luar biasa meski tanpa dendam.
Sebaliknya, sering kali dendam hanya membawa kepada kehancuran. Sebaliknya memaafkan membawa kepada kebaikan.

Jika Tidak Bisa Melupakan, Ubahlah Fokus Anda

“Saya begitu sakit hati, saya menderita begitu lama, orang-orang yang saya kasihi ikut merasakan penderitaan saya. Bagaimana saya bisa melupakan?”
Mungkin, Anda tidak akan pernah bisa melupakan. Namun Anda bisa mengubah fokus. Jika kita tidak mengubah fokus, pastinya hati kita akan terus mengarah ke peristiwa sangat emosional. Hal yang emosional memang akan selalu menarik perhatian dari hati kita. Nah, sekarang ubahlah fokus perhatian kita.
Lihatlah orang tua tercinta, bukankah kita ingin berbakti dan membahagiakan mereka? Bukan membahagiakan diri dengan kepuasan balas dendam. Apalagi jika belas dendam itu malah berbuntuk tidak baik dan membuat mereka sedih. Begitu juga dengan orang-orang lain yang kita sayangi.
Maka ubahlah fokus untuk membahagiakan orang-orang yang mencintai kita dan kita mencintainya. Ini jauh lebih baik dibandingkan dengan memperturutkan hawa nafsu ingin balas dendam.
Balas dendam itu tidak manis, yang jauh lebih manis adalah melihat senyum di wajah orang-orang terkasih dari keberhasilan kita.

Lepaskan Beban Dan Berlarilah Menuju Impian Anda

Kita akan sulit berlari saat beban ada dipunggung kita. Kalau pun bisa, tentu harus dengan tenaga extra. Akan lebih ringan saat kita melepaskan beban, sebab beban yang lain pun sudah banyak.
Bicara memang mudah, namun perkataan adalah awal dari tindakan. Anda tidak akan mendapatkan manfaat dengan mengatakan “berbicara memang mudah”. Akan lebih bermanfaat, jika Anda mulai merancang langkah Anda untuk hidup lebih baik.
Memang tidak mudah kawan. Memang sulit dan berat. Selanjutnya adalah pilihan Anda, tunjukan Anda memang hebat, mampu mengatasinya. Atau Anda menjadi orang yang kalah, menyerah, dan memilih jalan balas dendam. Padahal dendam juga tidak mudah. Sama-sama memerlukan perjuangan extra.
Apakah Anda memilih berjihad untuk mengalahkan hawa nafsu atau bekerja keras penuh ambisi untuk belas dendam? Keduanya sama-sama berat, namun yang pertama membawa manfaat dunia akhirat dan in syaa Allah akan berakhir baik. Membuat orang-orang yang kita cintai bahagia.

Kuncinya adalah Kemauan

Saya selalu mengatakan, kuncinya ada pada diri Anda. Anda mau memilih yang mana? Keduanya berat, tinggal Anda mau berjihad atau tidak. Saya yakin bisa. Allah akan membantu hamba-Nya. Berdo’alah dan bertawakallah kepada Allah. Anda akan mendapatkan pertolongan dan yang terbaik dari Allah jika kita melakukan kebenaran. Sementara jika kita sibuk melakukan yang salah dan dosa, kita tidak akan mendapatkan pertolongan Allah.
Jadi maafkanlah, lepaskan beban, untuk meraih hidup yang lebih baik. Yakinlah, harapan itu masih ada.

Membuka Lembaran Hidup Baru Adalah Momen Perubahan

Membuka Lembaran Hidup BaruMembuka Lembaran Hidup Baru  sering dikaitkan dengan hidup baru seperti saat kita baru kuliah, baru menikah, baru masuk ke perusahaan baru, baru pindah ke rumah baru, memasuki tahun baru, setelah Idul Fitri, dan sebagainya. Ya, itu bisa dikatakan lembaran hidup baru, namun bukan hanya itu. Anda bisa membuka lembaran baru Anda setiap hari. Ya, setiap hari.
Lembaran hidup baru bukan berarti sekedar hidup yang baru atau hidup yang berbeda dengan yang sebelumnya. Membuka lembaran hidup baru bukan hanya setelah terjadi perubahan, justru membuka lembaran hidup baru adalah momen perubahan ke arah hidup yang lebih baik. Bukalah lembaran hidup baru setiap hari agar Anda mendapatkan momen perubahan setiap hari yang artinya perbaikan diri setiap hari.

Membuka Lembaran Hidup Baru Setelah Hari Raya ‘Idul Fitri

Membuka Lembaran Hidup Baru setelah hari raya ‘Idul Fitri adalah momen yang bagus.  Bukan berarti kita bebas lagi berbuat apa saja dengan dalih semua dosa sudah diampuni. Namun ini adalah momen perubahan ke arah yang lebih baik dimana kita sudah melewati masa tarbiyah (pendidikan) dimana kualitas ketaqwaan kita sudah jauh lebih baik.
Ramadhan adalah momen pembuktian bahwa kita bisa hidup lebih baik. Bukti bahwa kita mampu melakukan kebiasaan-kebiasan yang lebih baik. Jika sudah terbukti mampu, maka saat Ramadhan sudah lewat, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak melakukan ibadah-ibadah tersebut. Kita bisa terus ibadah shaum sunah Senin Kamis atau shaum Nabi Daud as. Kita bisa tetap shalat malam. Kita bisa tetap rajin shalat berjama’ah ke masjid. Dan kita bisa tetap membiasakan tilawah Al Quran setiap hari.
Kadang kita aneh, ada orang yang tidak mau ghibah saat bulan Ramadhan dan dia sanggup, tetapi kembali dilakukan saat ‘Idul Fitri sudah lewat. Ini bukan lembaran hidup baru, justru kembali ke masa lalu yang kelam. Kenapa kita tidak menatap ke depan? Membuka lembaran hidup yang baru yang lebih baik sebagai hasil tarbiyah kita selama bulan Ramadhan.

Membuka Lembaran Hidup Baru Mulai Sekarang

Membuka Lembaran Hidup Baru Artinya Menutup Lembaran Lama

Tidak peduli bagaimana kelamnya masa lalu, hidup dipenuhi dosa dan kegagalan demi kegagalan, Anda bisa menatap masa depan yang lebih baik. Kita harus menutup lembaran lama agar tidak menjadi beban dan memberatkan langkah kita di masa depan. Jika kita terus menatap lembaran lama, maka kita tidak akan ada waktu untuk membuka lembaran baru yang justru ini yang terpenting bagi hidup kita karena kita hanya melangkah ke depan.
Bagaimana pun dosa kita membumbung setinggi gunung, namun Allah Maha Pengampun, jika kita benar-benar taubat, insya Allah, Allah akan mengampuni dosa kita. Sudah banyak dalil-dalil yang menjelaskan bahwa Allah akan mengampuni semua dosa kita.
Karena sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Zumar: 53)
Bahkan jika kita melakukan dosa syirik, kemudian kita berhenti dari kesyirikan tersebut dan berubah mentauhidkan Allah, maka dosa kita pun akan diampuni.
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan: 68-70)
Kuncinya adalah saat kita mati, kita tidak lagi menyekutukan Allah
Siapa yang mati sedangkan ia tidak menyekutukan Allah dengan apapun juga, pasti ia masuk surga. Siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, pasti masuk neraka.” (HR. Muslim)
Jadi, menutup lembaran lama dari dosa-dosa ialah dengan bertaubat yang sebenar-benarnya.
Kemudian menutup lembaran lama dari kegagalan demi kegagalan ialah dengan melakukan evaluasi atau muhasabah dan memaafkan diri sendiri atau siapa pun yang terlibat atas kegagalan tersebut.

Menjadikan Masa Lalu Sebagai Bekal Masa Depan

Kita menutup lembaran lama agar tidak lagi menjadi beban, namun bukan berarti kita tidak memanfaatkan masa lalu karena semua itu pasti ada hikmahnya bagi kita. Keberhasilan masa lalu, maka lanjutkan dan tingkatkan di masa depan. Kalau pun itu kesalahan dan kegagalan, maka ambilah hikmahnya dan jadikan sebagai bekal untuk masa depan kita. Hikmah dari masa lalu akan menjadikan kita lebih bijak dan pintar dalam mengambil keputusan saat ini.

Tekadkan dan Bertawakal Kepada Allah

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS.Ali ‘Imraan:159)
Tekadkan Anda untuk hidup lebih baik. Tekadkan untuk meraih pencapaian-pencapaian luar biasa. Tekadkan untuk meraih prestasi gemilang. Tekadkan untuk memberikan kontribusi kepada sesama. Tekadkan ….
Kemudian bertawakallah kepada Allah.
Menarik disini, bahwa tawakal diletakan setelah tekad (azam). Artinya tawakal bukan hanya diletakan setelah ikhtiar, tetapi juga setelah kita bertekad agar urusan kita menjadi mudah karena pertolongan Allah.
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS.Ali ‘Imraan:160)

Kesimpulan

Membuka lembaran hidup baru dengan melepaskan beban dimasa lalu dengan bertaubat dan memaafkan. Kemudian ambillah hikmah dari masa lalu dan jadikan bekal untuk melangkah ke depan. Dan bulatkan tekad serta bertawakallah kepada Allah.

Tips mengatasi patah Hati


Tips Mengatasi Patah Hati
tips mengatasi patah hati



Tips Cara Mengatasi Patah Hati 

  Setiap orang mungkin pernah merasakan patah hati. Saat-saat patah hati serasa dunia akan hancur, gak ada lagi harapan yang bisa jadi semangat.  Kesel, marah, menyesal, binggung sendirinya sampai-sampai gak doyan makan macem-macem lah. Kebanyakan cewek yang sering patah hati, tapi gak sedikit juga cowok yang patah hati.  Cowok kelihatan biasa aja kalo lagi putus cinta, tapi tetep aja namanya putus cinta itu bikin sakit. Buat yang lagi patah hati ada beberapa tips mengatasi patah hati yang bisa kamu coba

1.  Cari  Hiburan.
  Coba pergi ke tempat yang dulu pernah kamu inginkan. Tinggalkan rutinitasmu. Yang punya hobi bersifat outdoor, kayaknya pas banget untuk kembali menyalurkan hobimu.

2.  Cari Teman Curhat.
  Pada teman dekat atau keluarga. Kalau kamu bilang nggak ada seorang pun yang pahami situasi, kayaknya salah besar. Kita semua pernah mengalami trauma putus cinta, jadi kita mengerti dan ingin melupakannya. Cari orang yang tepat untuk curhatmu.  Jangan ungkapkan perasaanmu pada setiap orang yang kamu temui. Karena tidak semua orang peduli dengan perasaan orang lain.

3.  Jangan Menghubungi Mantan Pacar.
  Coba untuk menahan diri. Berilah jarak dan waktu untuk menenangkan diri.

4.  Bersikaplah  Aseksual
  Hindari lawan jenis untuk sementara waktu. Cara ini akan melancarkan jalan kamu menuju ketenangan emosi. Tapi kalau kamu nggak bisa melupakan keinginan untuk bermesraan dengan sang mantan, anggap saja itu hal yang biasa. Putus cinta sudah pasti membuat orang lebih rindu. Kalau akhirnya kamu bisa bertemu lagi, bukan pertanda anda kembali menjalin hubungan yang sudah gagal itu.

5.  Ambil Positifnya.
  Berpikir bahwa kejadian ini adalah babak baru dalam hidupmu. Menata lagi tujuan-tujuan hidupmu yang belum tercapai. Ambil hikmah dari berakhirnya hubungan kamu dengan mantan pacar.



cara mengatasi patah hati

Mengatasi Kecemasan Berlebih Agar Tidak Menyia-nyiakan Energi Anda

Anda Harus BISA !



Ya, kita harus segera mengatasi kecemasan berlebihan kita, karena kecemasan berlebihan akan menghabiskan energi kita. Energi kita habis, sementara tidak ada hasil yang bisa kita dapatkan. Meski pun kita diam, menggerutu, marah-marah, dan sebagainya akan membuat mental kita lelah, dan tidak ada energi untuk hal lain yang positif.

Kecemasan Berlebihan Juga Membuang Waktu

Saat hidup Anda dihabiskan untuk kecemasan berlebihan, maka waktu Anda akan terlewat saja tanpa makna, tanpa hasil, dan tanpa prestasi. Hidup Anda hanya dihabiskan untuk memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Padahal, waktu bisa digunakan untuk hal lain yang lebih berarti.
Anda bisa melakukan tindakan untuk mengantisipasi apa yang Anda khawatirkan. Jika ada cemas akan kehilangan uang, mengapa Anda tidak mengantisipasi agar resiko kehilangan uang itu berkurang. Atau antispasi jika benar-benar Anda kehilangan uang. Ini jauh lebih baik dibandingkan Anda hanya mengkhawatirkan saja tanpa bertindak.

Kecemasan Ibarat Virus Mental Yang Bisa Menyebar

Perasaan cemas berlebihan akan menjadi virus mental, yang gejalanya akan menyebar ke seluruh aspek kehidupan Anda. Untuk kesehatan mental tidak baik, Anda akan menjadi pribadi yang pesimis, apatis, penakut, dan malas. Juga saya sering membaca berbagai artikel yang mengatakan kondisi mental yang negatif bisa merusak kesehatan fisik juga.
Kecemasan berlebihan bisa merusak relasi, dimana mental Anda negatif, Anda kehilangan antusias, dan perangai Anda menjadi tidak baik. Ingat, Anda sibuk dengan pribadi Anda, begitu juga orang lain akan sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Saat ada yang tidak beres dari Anda, bisa jadi mereka menjauh dan fokus pada urusan mereka. Anda bisa dianggap menjadi “pengganggu”.

Kabar Gembira, Ada Solusinya!

Jika Anda mengalami masalah ini, yaitu merasakan kecemasan berlebihan, silahkan coba praktekan tip-tip dibawah ini.

Hujamkan Dalam Hati: Apa Pun Yang Terjadi, Itu Terbaik Bagi Saya

Satu ayat yang langsung menghilangkan kehawatirsan saya adalah:
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216)
Bisa jadi, kita memang tidak suka dengan rasanya, padahal itu yang terbaik bagi kita. Sebagai contoh kehilangan uang memang pahit, apalagi dalam jumlah yang besar. Kita tidak suka, padahal bisa jadi Allah sudah punya rencana yang lebih baik dibalik kehilangan uang tersebut. Kita hanya tidak mengetahui dan tidak menyadarinya. Kadang, kesadaran akan manfaatnya kita ketahui belakangan.
Masalahnya banyak orang yang menolak ini. Mereka lebih memilih mendapatkan keinginan dia (hawa nafsu) ketimbang pilihan Allah yang pastinya jauh lebih baik. Ini tentang keimanan, apakah Anda yakin Allah memberikan yang terbaik atau tidak. Jika yakin, maka insya Allah, kecemasan itu akan hilang.

Tawakal Kepada Allah

Terlepas ada yang bisa dilakukan atau tidak, tawakal akan mengurangi kecemasan. Kita yakin, bahwa apa yang akan terjadi adalah ketentuan Allah dan Allah pasti memberikan yang terbaik bagi kita. Untuk itu, serahkan semuanya kepada Allah, mintalah bantuan, pertolongam, dan bimbingan Allah agar kita menemukan solusi, mampu menghadapi yang kita cemaskan, dan lebih baik lagi jika terhindar dari apa yang kita cemaskan.
Silahkan baca Bulatkan Tekad Dan Bertawakallah. Bulatkan tekad untuk menghadapi apa yang Anda di depan Anda, dan bertawakallah kepada Allah. Insya Allah Anda akan sanggup.

Cari Pilihan Ikhtiar Yang Optimal

Saat Anda merasa panik karena kecemasan berlebihan, sering kali pikiran menjadi buntu. Kita tidak bisa memikirkan apa yang harus kita lakukan. Paling gawat saat kita memilih solusi jalan pintas yang akan disesali bahkan tidak sesuai dengan ajaran agama. Dengan dua sikap diatas, yaitu yakin bahwa Allah akan memberikan terbaik dan kita menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, in sya Allah kita akan lebih tenang dan bisa berpikir lebih jernis.
Kemampuan Anda berpikir jernih, akan membuka jalan untuk menemukan solusi terbaik. Ada beberapa kemungkinan solusi, jangan paksakan dengan 1 solusinya saja. Kebanyakan orang yang cemas, dia hanya ingin apa yang dia cemaskan hilang. Itu mungkin solusi terbaik, tapi bukan hanya itu solusi yang bisa kita dapatkan.
Jika tidak ada lagi yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan akibat buruk yang kita cemaskan, maka pikirkan antisipasinya. Jika itu benar-benar terjadi, apa tindakan terbaik yang bisa kita lakukan? Bisakah dilakukan sekarang agar akibat buruknya berkurang? Jika bisa, maka lakukan itu sekarang.
Jika tidak bisa dilakukan sekarang, ya sudah, mau apa lagi? Khawatir tidak ada gunanya bahkan memperburuk keadaan. Tugas Anda berdo’a, yakin dengan ketetapan Allah, dan bertawakal. Apakah tidak perlu ikhtiar? Selalu ada ikhtiar yang bisa kita lakukan.
Mungkin, kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi untuk menghindar dan mengatisipasi yang kita cemaskan, namun Anda bisa menjadikan diri Anda menjadi lebih baik, sehingga lebih siap menghadapi kondisi apa pun. Bukankah ini lebih baik dibandingkan hanya cemas?